Wonosari, 26 Mei 2025 – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), bekerja sama dengan Arbeiter Samariter Bund South and South East Asia (ASB S-SEA), menyelenggarakan kegiatan Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Kajian Risiko Iklim dalam rangka perumusan Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD API). Kegiatan ini merupakan bagian dari lokus program SEGER WARAS (Strategi Gerakan Warga Resiliensi Iklim) yang diinisiasi melalui kolaborasi antara pemerintah daerah dan ASB S-SEA.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 26 Mei 2025, bertempat di Ruang Rapat I BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul, dan dihadiri oleh peserta dari berbagai unsur secara luring maupun daring. Hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), organisasi perangkat daerah (OPD), akademisi, tokoh masyarakat, organisasi perempuan, pemuda, komunitas disabilitas, dan kelompok masyarakat sipil lainnya. Total peserta yang terlibat dalam forum ini mencapai 49 orang.
Gunungkidul sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan ini memiliki peran strategis karena merupakan bagian dari kawasan Gunung Sewu UNESCO Global Geopark (UGGp), yang dikenal sebagai salah satu bentang alam karst tropis terbesar dan unik di dunia. Kawasan ini rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti kekeringan, degradasi lahan, dan ancaman terhadap ketahanan air dan pangan. Oleh karena itu, penyusunan dokumen RAD API di kawasan ini menjadi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan ekosistem dan ketahanan sosial masyarakat lokal.
Rangkaian acara diawali dengan pemaparan dari Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim KLHK, yang memberikan penjelasan teknis mengenai tahapan penyusunan RAD API. Selanjutnya, peserta dibagi dalam beberapa kelompok diskusi untuk menjaring isu, merumuskan permasalahan utama, serta menggali strategi adaptasi perubahan iklim yang kontekstual dan sesuai dengan karakteristik wilayah Gunungkidul, khususnya kawasan karst Gunung Sewu.
Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi penguatan kapasitas, di mana peserta memperoleh informasi penting mengenai integrasi Adaptasi Perubahan Iklim ke dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah, seperti RPJMD, RENSTRA Perangkat Daerah, dan RPJMKal. Langkah ini bertujuan memperkuat kesinambungan kebijakan iklim pada berbagai level pemerintahan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pijakan awal dalam menyusun dokumen RAD API yang inklusif, partisipatif, dan adaptif terhadap risiko iklim, sekaligus mendukung keberlanjutan kawasan Gunung Sewu UNESCO Global Geopark.